Nama : Sucy Prabawati Wibawa
Jurusan : Sosiologi / A
NIM : D0312075
Mata Kuliah : Azas-azas Sosiologi
Dosen Pengampu : A.Ramdhon
PRESPEKTIF
INTERAKSIONIS
Prespektif ini tidak menyarankan teori-teori besar
tentang masyarakat karena istilah “masyarakat”, “negara”, dan “lembaga
masyarakat” adalah abstarksi konseptual saja, sedangkan yang dapat ditelaahn
secara langsung hanyalah orang-orang dan interaksinya saja. Para ahli interaksi
simbolik seperti G.H. Mead (1863-1931) dan G.H. Cooley (1846-1929) memusatkan
perhatiannya terhadap interaksi antara individu dan kelompok. Mereka menemukan
bahwa orang-orang berinteraksi terutama menggunakan simbol-simbol yang mencakup tanda, isyarat dan yang paling penting
melalui kata-kata secara tertulis dan lisan. Perspektif interaksionalis
simbolis memusatkan perhatiannya pada arti-arti apa yang ditemukan pada
perilaku orang lain, bagaimana arti yang diturunkan dan bagaimana orang lain
menanggapinya. Para ahli perspektif interaksi telah banyak sekali memneri
sumbangan terhadap perkembangan kepribadian dan perilaku manusia. Akan tetapi,
kurang membantu dalam studi terhadap kelompok-kelompok besar dan
lembaga-lembaga sosia (Paul B Horton dan Chester L. Hunt, 1984 : 17-18).
Herbert Blumer, salah satu penganut
pemikiran Mead, berusaha menjabarkan pemikiran Mead mengenai interaksionisme
simbolik. Menurut Blumer pokok pemikiran interaksionisme simbolik ada tiga :
yang pertama adalah manusia bertindak (act)
terhadap sesuatu (thing) atas dasar
makna (meaning) yang dipunyai sesuatu
tersebut baginya. Dengan demukian tindakan (act)
seorang penganut agama Hindu di India terhadap seekor sapi (thing) akan berbeda dengan tindakan seorang penganut agama Islam
di Pakistan, karena bgi masing-masing orang tersebut sapi tersebut mempunyai
makna (meaning) berbeda.
Blumer selanjutnya mengemukakan bahwa makna yang
dipunyai sesuatu tersebut berasal atau muncul dari interaksi sosial antara
seseorang dengan sesamanya. Pokok pikiran ketiga yag dikemukakan oleh Blumer
ialah bahwa makna diperlukan atau diubah melalui suatu proses penafsiran (interpretative process), yang digunakan
dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya. Yang hendak ditekankan Blumer disini
ialah bahwa makna yang muncul dari interaks tersebut tidak begitu saja diterima
oleh seseorang melainkan ditafsirkan terlebih dahulu (Kamanto Sunarto, 2004 :
36).
Teori interaksi simbol lebih dalam daripada bentuk-bentuk
interaksi nyata menurut Simmel. Seperti namanya sendiri menunjukkan, teori
itu berhubungan dengan media simbol
dimana interaksi terjadi. Dalam karya Mead khusunya, teori ini meliputi analisa
mengenai kemampuan manusia untuk menciptakan dan memanipulasi simbol-simbol.
Kemampuan ini perlu untuk komunikasi antar pribadi dan pikiran subyektif.
Diantara semua ahli teori interaksi simbol, hubungan antara proses-proses
simbol subyekif dan interaksi antarpribadi ditekankan, dan kenyataan sosial muncul
dari interaksi dilihat sebagai suatu kenyataan yang dibangun dan bersifat
simbol. Perhatian interaksionisme simbol terhadap dimensi subyektif sejajar
dengan tekakan Weber pada pemahaman arti subyektif dari tindakan sosial
individu. Teori interaksi simbol tidak melihat tingkat subyektif dalam cara
yang sama seperti Weber, juga tidak didasarkan pada perspektif Weber secara
eksplisit. Juga, kalau Weber bergerak lebih jauh melebihi analisa
tindakan-tindakan individu dan arti-arti subyektif untuk melihat pola-pola
perubahan institusional dan budaya yang luas, interaksionisme simbol, seperti
Simmel , memusatkan perhatiannya terutama pada tingkat interaksi antarpribadi
secara mikro. Teori interaksi simbol dapat diperluas menjangkau makro. Sifat
institusi-institusi sosial yang besar yang secara sosial dibangun mungkin tidak
sejelas seperti sifat dunia permainan anak kecil, tetapi semua institusi sosial
dikonstruksikan secara sosial. Artinya , mereka berpijak pada definisi-definisi
suubyektif bersama yang dikembangkan melalui interaksi. Sebagai hasilnya,
institusi-institusi sosial mengalami perubahan apabila ada perubahan dalam
definisi-definisi subyektif atau pola-pola interaksi yang menjadi dasarnya.
Beberapa dari perhatian utama dalam teori interaksi simbol adalah
dinamika-dinamika interaksi tatap muka,
saling ketergantungan yang erat antara konsep diri individu dan
pengalaman-pengalaman kelompok kecil, negosasi mengenai norma-norma bersama dan
peran-peran individu, serta proses-proses lainya yang mencakupi individu dan
pola-pola interaksi dalam skala kecil (Doyle Paul Johnson, 1981 : 4).
DAFTAR
PUSTAKA
Horton, Paul B
dan Chester L. Hunt. 1984. Sosiologi
Edisi keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Johnson,
Doyle Paul. 1981. Teori Sosiologi Klasik
dan Modern Jilid II. Jakarta : Gramedia
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi Edisi Revisi. Jakarta
: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia